Pembahasan Agama Islam, Hukum Islam, Pendidikan dan Pengetahuan, Sosial Politik, Kata kata Bijak, Informasi Terbaru, Panduan dan Opini

NU Bukan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Benarkah?

NU Bukan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Benarkah?

Ramadlan :: NU Bukan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Benarkah?
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Bermula saat saya sering debat dengan kelompok di luar organisasi NU, mulai dari pembahasan Tahlil, Maulid Nabi, Qanut, Jumlah Shalat Tarawih dan tentunya tidak lengkap juga kalau tidak ada kalimat Bid'ah.

Kami sering berdebat panjang lebar, ngalor ngidul kalau kata orang daerah saya, soalnya yang dibahas malah banyak yang keluar dari pembahasan pertama. bahkan sampai lari kepada pembahasan kejelekan kejelakan orang NU "Warga NU/Nahdliyin".

Mereka mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) hanya berkedok istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dan bahkan sebenarnya sekarang itu NU mulai membuka jati dirinya sendiri dengan penyebutan "Islam Nusantara", nama sudah cocok sesuai dengan amaliah yang memang tidak pernah ada dalilnya, baik dalam Al-Qur'an maupun dalam Al-Hadits.
Tidak ada dalam Al-Qur'an itu disebutkan Islam Nusantara, begitu juga di dalam hadits, yang ada hanya istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dan NU sudah mulai gerah sembunyi dengan menggunakan nama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, karena begitulah keadaan aslinya, asli nusantara kejawen bukan islam. begitu kira kira penuturan mereka di saat kami melakukan debat.

Mereka tidak hanya berhenti disitu, mereka juga memberikan beberapa bukti nyata amaliah NU yang bertentangan dengan Qur'an dan Hadits, diantaranya ialah:

1. Warga NU biasanya Tahlil setelah Maghrib, mereka mengutamakan makanan tahlil daripada Shalat berjama'ah Isya'

2. Coba lihat mereka warga NU yang jadi dukun, bacaannya banyak sekali mengandung kemusyrikan, ada yang menggunakan bacaan yang namanya Qulhu Geni, Qulhu Dergo, Qulhu Nyungsang, dan coba artikan apa makna Qulhu itu dan artikan secara bahasa indonesia kelanjutan dari kalimat setelah Qulhu. itu semua adalah kemusyrikan.

3. Coba lihat yang tidak puasa yang biasa merokok di pinggir jalan, yang suka makan di warung buka pintunya saja dan lain sebagainya pada saat Bulan Ramadlan, apakah mereka Muhammadiyah, LDII atau kaum Salafi?
Tidak, mereka itu adalah Warga NU, apakah begitu yang dinamakan Islam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah?
Ngacok banget, amal seperti itu kok dikatakan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah?
Terlalu jauh dan bertolak belakang.

Mereka menyebutkan banyak sekali contoh amaliah Nahdliyin yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits, saya untuk saat ini tidak bisa menulisnya satu persatu karena akan saya tulis pada kesempatan yang lain. untuk saat ini saya hanya akan fokus menjawab secara singkat cara pandang mereka kepada NU atau kepada Warga NU.
Mereka memang sangat banyak mengetahui tentang bagaimana NU itu, dan apa saja kebiasaan yang biasa dilakukan oleh Warga NU, namun sayangnya mereka melihatnya dan memahaminya bukan dengan ilmu dan ketakwaan kepada Allah, mereka berfikir dan memahaminya dengan berlandaskan su'udhan, atau bisa saja sebenarnya juga berlandaskan kebencian.

 (Baca juga: Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Nahdliyin Harus Menulis Bulan Ramadlan)

Sekarang saya akan sedikit memberikan jawaban.

1. Mengenai Tahlilan sesudah Maghrib sampai sesudah isya' dan tidak berjama'ah isya' dan itu bertentangan dengan sunnah.
Saya setuju dengan pendapat "bertentangan dengan sunnah" namun apa ia itu ajaran NU?
itu bukan ajaran NU dan mereka yang melakukan hal itu bukan karena ajaran atau anjuran dari NU.
Termasuk Kiyai M. Mughits pernah memberikan ceramah, beliau sangat tidak suka kalau diundang pada saat bainal maghrib wal isya' karena waktu itu pahalanya sangat besar apabila wirid dan shalat awwabin sampai isya', namun saya tetap menghadiri undangan apabila diundang pada saat itu, kalau memang waktunya tidak bisa dirubah, karena saya tidak mau mengecewakan saudara seiman saya, dan saya ingin memberikan kebahagiaan kepada saudara seiman, namun saya tidak pernah berhenti memberikan nasehat untuk tidak mengadakan acara sesudah maghrib. begitu kira kira isi ceramah Kiyai M. Mughits.

Beliau salah satu tokoh NU, Kiyai NU namun faktanya beliau tidak suka dengan acara bainal maghrib wal isya', berarti mereka yang melakukan hal itu bukan karena ajaran di NU, namun mereka bertindak secara pribadi, dan hal seperti itu tidak bisa dikatakan amaliah NU namun amaliah oknum NU.

2. Untuk hal yang ke 2 ini sebenarnya saya tidak mau menjawab, namun mau tidak mau saya harus menjawabnya.
Saya tidak mau menjawab bukan saya membenarkan perkataan anda yang menghujat NU, saya hanya tidak paham dengan Qulhu Geni dan seterusnya, karena selama saya mondok saya tidak pernah diajarkan ilmu dengan nama semacam itu, namun kalau hanya secara bahasa makna Qulhu Geni saya rasa tidak musyrik, karena Qul itu fiil amer, HU Dlamir yang menunjukkan kepada mudzakkar, dan itu tidak musti menunjukkan kepada Allah, bisa saja yang dimaksud adalah kalam itu sendiri, jadi nanti artinya adalah "Katakanlah Dia Kalam (Bacaan yang engkau rapal) adalah Api". jadi tidak ada kemusyrikan di dalam nama tersebut, kalau dalam bacaan lengkapnya saya memang tidak tahu, makanya saya tidak akan membahasnya.
dan sekali lagi hal ini juga pasti bukan ajaran dari NU, ini hanya bagian yang diamalkan oleh Oknum.

(Baca juga: Fakta Dasar Penulisan Ramadlan, Ramadan dan Ramadhan)

3. Apalagi pembahasan yang nomer 3 ini, menurut saya ini pemaksaan untuk menyudutkan NU. sama halnya dengan Islam begitu, banyak sekali orang islam yang suka bohong, orang islam tidak shalat, orang islam berbuat dhalim dll, dan semua itu terlepas dari islamnya, karena ajaran islam tidak begitu. sekali lagi ini hanya amaliah oknum saja, bukan kewajiban atau saran atau peraturan atau didikan yang memang dibuat oleh NU.

( Baca juga: Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA))

Oke, untuk sementara ini saya cukupkan sampai disini saja dulu. dan saya mohon maaf kepada nahdliyin kalau tulisan saya ada yang salah. mohon masukannya apabila tulisan saya atau jawaban saya ada yang salah. dan buat anda yang menghujat NU, tolong jangan berlandaskan kebencian begitu, cobalah netral dulu, coba lihat dengan seksama. dan jangan campur aduk antara organisasi dengan oknum. Akhirul Kalam Wassalamu'alaikum
Posted by Ramadlan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.