Pembahasan Agama Islam, Hukum Islam, Pendidikan dan Pengetahuan, Sosial Politik, Kata kata Bijak, Informasi Terbaru, Panduan dan Opini

Terkait Wabah Corona Bulan Ramadlan Masjid Lebih Baik Ditutup atau Tetap Buka?

Terkait Wabah Corona Bulan Ramadlan Masjid Lebih Baik Ditutup atau Tetap Buka?

Ramadlan :::. Terkait Wabah Corona Bulan Ramadlan Masjid Lebih Baik Ditutup atau Tetap Buka?
Pada minggu minggu sebelumnya ini MUI dan NU sudah menjelaskan dan menyerukan untuk shalat tarawih dan juga shalat jum'at dan juga bahkan shalat idul fitri di rumah, keputusan ini sejalan dengan keputusan pemerintah, namun keputusan tersebut jelas juga banyak dibantah oleh para tokoh islam yang lain, termasuk para ulama dan habaib.

Di HP saya ada  beberapa video beberapa ulama dan habaib yang tidak setuju dengan penutupan masjid, kecuali memang di tempat tersebut wabah penyakit benar benar jelas nampak. yang cukup viral sekarang ini diantaranya dawuh KH. Muhammad Najih Maimoen Zubair, Kiai Muhammad Mughits, Habib Tawfiq, Habib Salim dan para Ulama dan Habaib lainnya.

Sedangkan yang memerintahkan menutup masjid, atau tidak boleh ke masjid sebenarnya ada yang menggunakan dalil pemaksaan, dalil yang tidak sesuai namun dipaksakan digunakan untuk menutup masjid, yaitu dalil orang yang memakan bawang tidak boleh kemasjid.
seperti contoh hadits Nabi Muhammad SAW:

مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا ، فَإِنَّ الْمَلائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ

“Barangsiapa yang memakan bawang merah, bawang putih dan bawang kurrats, maka janganlah dia mendekati masjid kami, sebab malaikat merasa terganggu dengan bau yang mengganggu manusia.” (HR. Muslim 564)

Dengan dasar hadits ini lalu ummat islam dilarang ke masjid karena mengganggu orang lain di masjid hanya dengan aroma yang menyengat saja tidak boleh, apalagi menyebarkan penyakit, begitu alasannya.

Disini ada yang aneh, ada yang lucu. Hadits diatas, yang tidak diperbolehkan ialah "Orang yg memakan bawang" jadi semustinya yang dilarang ke masjid adalah orang yang berpenyakit, bukan orang yang sehat. orang yang terkena virus haram ke masjid, sedangkan yang sehat semustinya masih tetap harus ke masjid.

Lalu bagaimana jika tetap melarang kemasjid menggunakan dalil hadits diatas, bukankah sudah ada firman Allah yang jelas dan tegas, Allah SWT menjelaskan bahwasanya melarang kemasjid adalah kedhaliman yang amat sangat sebagaimana firmannya:

 وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya?”(Q.S. Al-Baqarah[2]: 114)

Apalagi faktanya, tidak semua daerah itu terkena virus Corona. selain itu orang masih banyak yang melakukan aktivitas di luar dikarenakan memang mencari dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. karena rakyat memang hanya dikekang sosialnya, tidak boleh keluar rumah, tidak boleh bekerja, namun kebutuhan mereka tidak dipenuhi oleh pemerintah, bahkan bantuanpun tidak ada.
Mungkin di daerah jakarta ada bantuan, namun di daerah lain?
Di daerah saya saja tidak ada itu bantuan, jangankan makanan dan kebutuhan pokok, masker saja tidak ada, dan untuk beli juga mahal banget.
Posted by Ramadlan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.